Rabu, 21 September 2011

Mesin Waktu (Time Machine)


Mungkin banyak dari kita yang sering memimpikan mempunyai sebuah mesin waktu yang bisa membawa kita ke masa manapun yang kita mau. Atau setidaknya bisa seperti nobita yang mempunyai Doraemon dan kantong ajaibnya. Bayangkan, dengan mesin waktu kita bisa kembali ke masa lalu untuk sekedar mengulang masa-masa indah atau memperbaiki kesalahan yang pernah kita buat dengan  harapan itu semua bisa membuat masa yang akan kita jalani selanjutnya menjadi lebih baik.

Sahabat, saya jadi teringat seorang profesor dari Amerika (maaf saya lupa namanya), seorang ahli fisika jenius yang pernah mempunyai mimpi memiliki mesin waktu. Hampir seluruh hidupnya dia isi dengan terus mencari rumus-rumus serta formula-formula untuk mewujudkan impiannya itu.  Tapi, sampai saat ini dia belum bisa menemukannya untuk di tuangkan kedalam sebuah terapan praktis yang riil. Tapi buatnya, mimpi ini tak mungkin bisa dilepaskan karena dia menganggap dengan mimpi inilah dia bisa terus hidup dengan bergairah. Tak ada yang lebih membuatnya merasa hidup selain terus mencoba memecahkan misteri yang sampai saat ini belum terjawab.

Mesin waktu, sepertinya semua orang memang terobsesi dengan keberadaan mesin ini. Apalagi dengan teknologi yang ada sekarang, rasanya harapan ini bisa terus didambakan. Terlebih semua ini didukung oleh banyaknya film fiksi ilmiah yang mengangkat tentang dongeng ini yang semakin menambah eforia. Ya dongeng, setidaknya memang eksistensi mesin waktu masih merupakan dongeng saat ini.

Kembali kepada profesor jenius tadi, saya tertegun ketika membaca artikelnya. Sebuah artikel tentang menyerahnya dia dalam mencoba menciptakan mesin waktu. Apakah sahabat tahu kenapa dia menyerah? Sang profesor menyerah karena tidak ingin berperan sebagai Tuhan. Saya kaget membaca kalimat ini. Bagaimana bisa seorang profesor yang sangat terobsesi dengan penelitiannya bisa menemukan jawaban yang begitu bijaksana? Bahkan dengan berhentinya penelitian ini sang profesor masih bisa tersenyum puas walaupun penelitian yang telah dijalani hampir selama hidupnya ini gagal. Ini berbeda dengan peneliti lain yang biasanya akan terus meneliti bahkan sampai dia mati.  

Alasannya simpel. Suatu hari dia diundang ke penayangan perdana sebuah film, Bruce Almighty. Mungkin sahabat tahu film ini, film yang mengiksahkan seorang manusia bernama Bruce (diperankan oleh Jim Carey) diberikan kuasa oleh Tuhan untuk menggantikan tugas-tugas Tuhan. Hasilnya, dengan berpindahnya kewenangan dari tangan Tuhan kepada Bruce semuanya menjadi kacau. Padahal kuasa Tuhan  kepada Bruce hanya sebesar sebuah negara bagian tempat Bruce tinggal.

Rupanya cerita dari film ini sangat membekas dalam benak sang profesor. Selama beberapa hari setelah dia menonton film itu profesor tak henti-hentinya merenung. Dalam perenungannya ini, banyak pertanyaan yang melintas dalam otak sang profesor. Sampai pada satu titik sang profesor memutuskan untuk menghentikan semua aktifitas penelitiannya. Alasannya simpel, tapi sangat bijaksana. Apa jadinya jika dia berhasil menciptakan sebuah mesin waktu? Bagaimana jika hasil penelitian ini digunakan oleh orang-orang yang hanya ingin mendapatkan keuntungan pribadi? Dan apakah dengan menciptakan sebuah mesin waktu tidak melangkahi wewenang Tuhan? Jika mesin waktu memang benar-benar ada tentu dunia akan menjadi kacau, karena kita manusia, akan dengan seenaknya mengubah sekenario yang telah digariskan oleh Tuhan. Dan apakah memang kita bisa merubah takdir Tuhan? Jika bisa berarti Tuhan itu tidak ada, dan ini tidak sejalan dengan  keyakinan sang profesor............

Sahabat, buat saya mesin waktu tidak akan pernah bisa diciptakan. Bagaimana bisa??? Apakah Tuhan akan membiarkan ini terjadi? Karena kita hanya manusia, mesin waktu adalah  ilmu Tuhan yang tidak akan pernah isa kita kuasai, hanya Tuhan yang bisa menciptakan dan melakukan pengulangan ataupun mempercepat sebuah masa.

Dari kisah diatas, dengan tegas saya katakan saya tidak percaya mesin waktu bisa diciptakan. Bahkan saya tidak ingin keberadaan mesin waktu  menjadi sebuah kenyataan. Karena saya telah memiliki mesin waktu. Mesin waktu yang saya gunakan untuk kembali kemasa lalu saya namakan kenangan, dan mesin waktu yang saya gunakan untuk melihat masa depan saya namakan impian. Bagaimana dengan sahabat???

Rabu, 14 September 2011

Setiap Kemenangan Butuh Kesabaran


Setiap Kemenangan Butuh Kesabaran
Sebuah kisah untuk anakku (Key)

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran… ”Ayah, ayah”  kata sang anak…
“Ada apa?” tanya sang ayah…..
“aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…
aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capel, sangat capek …
aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…
aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis…

Mendengar keluhan-keluhan yang keluar dari mulut sang anak  sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ”anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu.
Lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang…
sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…
“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.
“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.
” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”
” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”
” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”
” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah”
” Nah, akhirnya kau mengerti”
” Mengerti apa? aku tidak mengerti”
” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau  tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”
” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”
” Ayah tahu, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau  tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan  bunda yang akan terus berada di sampingmu  saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang  muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”
” Ya ayah, aku tahu.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ”
Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.

Jangan lelah untuk belajar, karena suatu hari nanti kita akan merasakan manfaatnya, karena hidup adalah belajar.
Belajar diam dari banyaknya kata,
Belajar sabar dari sebuah kemarahan,
Belajar mengalah dari suatu keegoisan,
Belajar menangis dari sebuah kebahagiaan,
Belajar tegar dari kehilangan,
Belajar bersyukur meski tak cukup,
Belajar Ikhlas meski tak rela,
Belajar taat meski terasa berat,
Belajar memahami meski tak sehati,
Belajar menjalani meski terbebani,
Belajar setia meski tergoda,
Belajar memberi meski tak sebeapa,
Belajar tenang meski gelisah,
Belajar tersenyum meski hati terluka,

Maka yang aku tahu, belajar itu indah....

Tuhan Tidak Pernah Tidur


Tuhan Tidak Pernah Tidur

Jargon pada judul diatas mungkin sering kita dengar sebelumnya, tapi apakah kita meyakininya sebagai suatu kebenaran? Jika ya, apakah kita tidak pernah mengeluh atas apa yang kita punya sekarang? Sesungguhnya apa yang kita punyai sekarang merupakan bentuk kasih sayang yang kita dapat dari Tuhan. Jadi kita tidak perlu mengeluh lagi, karena Tuhan memang benar-benar tidak pernah tidur. Setiap nafas yang kita hela merupakan bentuk dari kasih sayang Tuhan tersebut. Terdengar sepele memang, tapi coba kita bayangkan  jika Tuhan tertidur maka bisa dipastikan seluruh kehidupan dimuka bumi ini akan mati.

Kita mungkin sering bertanya mengapa Tuhan tidak adil dalam memberikan kasih sayangnya sehingga kehidupan manusia itu seakan-akan terdiri dari beberapa kelas sosial yang mungkin antara satu kelas sosial yang satu dan kelas sosial yang lainnya terlihat tebing kokoh sebagai pembeda. Bahkan ada sebagian dari kita yang bertanya apakah Tuhan itu benar-benar ada?mendengar pertanyaan ini saya teringat pembicaraan seorang tukang cukur dengan pelanggannya, yang kira-kira pembicaraannya seperti ini:

Suatu hari seorang tukang cukur yang ramah melayani pelanggannya. Mereka terlibat pembicaraan yang semakin lama semakin akrab. Sampai tukang cukur tersebut mengajukan sebuah pertanyaan yang mengejutkan si pelanggan.
“Mas, apa mas percaya Tuhan itu ada? Dengan spontan si pelanggan menjawab “Ya, tentu saja!”, Dengan enteng situkang cukur merespon jawaban si pelanggan, “kalau saya sih g percaya Tuhan itu ada mas!”
"Kenapa kamu berkata begitu ???" timpal si konsumen,
Lalu situkang cukur kembali bertanya “kalau begitu kenapa masih ada orang-orang kekurangan, gelandang, pengemis, bahkan wanita tuna susila yang mungkin mereka begitu bukan karena ulahnya sendiri, mungkin nasib mereka telah dirampas oleh orang lain yang egois yang hanya memikirkan kesenangan dan kemakmuran sendiri. Jika begitu apakah Tuhan itu benar-benar ada? Jika ada kenapa seakan-akan Tuhan telah bersikap tidak adil terhadap makhluknya?” Si pelanggan terlihat terkejut bahkan sedikit tidak percaya atas berondongan pertanyaan si tukang cukur tanpa bisa merespon karena tidak ingin terlibat perdebatan yang lebih panjang.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si pelanggan pergi meninggalkan tempat si tukang cukur. Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar, kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
Si pelanggan kembali ke tempat tukang cukur dan berkata, "Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR." Si tukang cukur tidak terima," Kamu kok bisa bilang begitu ? Saya disini dan saya tukang cukur!, Dan barusan saya mencukurmu!"
"Tidak! elak si konsumen. Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana", si konsumen menambahkan. "Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada! Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang kepada saya", jawab si tukang cukur membela diri.
"Cocok!" kata si konsumen menyetujui. "Itulah point utama-nya!. Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA ! Tapi apa yang terjadi... orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini".

Si tukang cukur terbengong !!!

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan!?"

Apa yang bisa kita pelajari dari pembicaraan tukang cukur dan konsumennya?
Tuhan itu ada dan tidak pernah tertidur, Tuhan selalu memperhatikan hambanya tanpa memandang status sosial, golongan, ras, dan agama. Masalahnya apakah kita percaya bahwa Tuhan itu ada? Apakah kita telah berdo’a meminta pertolongan dengan sungguh-sungguh kepada-Nya?

Mintalah pertolongan hanya kepada-Nya dengan sungguh-sungguh, yakin, dan Qonaah (kontinyu atau jangan berputus asa), dan berbaik sangka bahwa setiap do’a yang kita panjatkan pasti didengar oleh Tuhan.... maka bersabarlah! Karena Tuhan tidak pernah tidur.

Do’aku untukmu Ibu


Do’aku untukmu Ibu

Sebening Tetesan embun pagi
Secerah sinarnya mentari
Bila ku tatap wajah Mu Ibu
Ada kehangatan di dalam hatiku
Air wudhu slalu membasahimu
Ayat suci slalu di kumandangkan
Suara lembut penuh keluh dan kesah
Berdoa untuk putra-putrinya
Oh Ibuku Engkaulah wanita
Yang ku cinta selama hidupku
Maafkan anakmu bila ada salah
Pengorbanan Mu tanpa balas jasa
Air wudhu slalu membasahimu
Ayat suci slalu di kumandangkan
Suara lembut penuh keluh dan kesah
Berdoa untuk putra-putrinya
Oh Ibuku Engkaulah wanita
Yang ku cinta selama hidupku
Maafkan anakmu bila ada salah
Pengorbanan Mu tanpa balas jasa
Ya Allah ampuni dosanya
Sayangilah seperti menyayangiku
Berilah Ia kebahagiaan
Didunia juga di akhirat
——
Ibu, terima kasih..
Denganmu, ku mengenal dunia ini
Bersamamu, ku mengenal Pencipta diriku, juga alam ini
Di sampingmu, ku mengenal arti perjuangan, semangat dan kegigihan
Ya Allah.. ku sayangi ibu..
Jagalah beliau untukku.. sekarang ataupun nanti..
Amin..