Rabu, 21 Desember 2011

Kasih Seorang Ayah...


Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri,yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya...Akan sering merasa rindu sekali dengan ibunya..Lalu bagaimana dengan AYAH?

Mungkin kerana ibu lebih sering menelefon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata ayah-lah yang mengingatkan ibu untuk menelefonmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sekembalinya ayah dr bekerja dan dengan wajah lelah ayah selalu menanyakan pada ibu tentang khabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?


Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil.Ayah biasanya mengajar putri kecilnya naik basikal .Dan setelah ayah mengganggapmu sudah boleh menunggangnya, ayah akan melepaskan roda bantu di basikalmu .Kemudian Ibu bilang

"Jangan dulu ayahnya, jangan ditanggalkan dulu roda bantunya",

itu kerana ibu takut puteri manisnya akan terjatuh lalu terluka....

Tapi sedarkah dikau?Bahwa ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh basikal dengan seksama karena dia tahu puteri kecilnya PASTI mampu melakukannya.

Pada saat kamu menangis merengek meminta alat permainan yang baru, ibu menatapmu hiba.Tetapi ayah akan mengatakan dengan tegas

"Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"

Tahukah kamu, ayah melakukan itu kerana ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi.

Saat kamu ditimpa sakit , ayah lah yang terlalu khawatir sampai kekadang sedikit membentak dengan berkata,

"Sudah di beritahu! kamu jangan minum air es!".

Berbeda dengan ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.Ketahuilah, saat itu ayah benar-benar mengkhuatirkan keadaanmu..

Ketika kamu sudah beranjak muda remaja..Kamu mulai menuntut pada ayah untuk mendapat keizinan keluar malam, dan ayah bersikap tegas dan mengatakan

"Tidak boleh!".

Tahukah kamu, bahwa ayah melakukan itu untuk menjagamu?Kerana bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..Setelah itu kamu marah pada ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...

Dan yang datang mengetok pintu dan memujukmu agar tidak marah adalah ibu .Tahukah kamu,bahwa saat itu ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, Bahwa ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang teman lelaki mulai sering menelefonmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu,ayah akan memasang wajah paling cool sedunia.... :') ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang berbuall berdua di ruang tamu..Sedarkah kamu, kalau hati ayah merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.Maka yang dilakukan ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khuatirdan bimbang.Dan setelah perasaan khuatir itu berlarut - larut.Ketika melihat puteri kecilnya pulang larut malam hati ayah akan mengeras dan memarahimu..Sedarkah kamu, bahwa ini karena hal yang  sangat ditakuti ayah akan segera datang? "Bahwa puteri kecilnya akan segera pergi meninggalkannya"


Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Doktor atau Engineer. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan ayah itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti.Tapi ayah tetap tersenyum dan menyokongmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan ayah.

Ketika kamu menjadi gadis dewasa.Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain.ayah harus melepaskanmu di bandar.Tahukah kamu bahwa badan ayah terasa kaku untuk memelukmu? Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasihat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati.Padahal ayah ingin sekali menangis seperti ibu dan memelukmu erat-erat.Yang ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT....kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu kesulitan uang  untuk membiayai perbelanjaan semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah ayah. Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya boleh merasa sama dengan teman-temannya yang lain.Ketika permintaanmu bukan lagi sekadar meminta alat mainan yang baru, dan ayah tahu ia tidak mampu memberikan apa yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah,

"Tidak.... Tidak boleh!"

Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti ayah belikan untukmu".Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?


Saatnya kamu berjaya sebagai seorang sarjana. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat

"puteri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada ayah untuk mengambilmu darinya.Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..Kerana Ayah tahu.....Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya....

Saat ayah melihatmu duduk di kerusi pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya mampu menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia..Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu ayah pergi kebelakang pentas pelaminan sebentar, dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat berbahagia, kemudian ayah berdoa....Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata,

"Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....Puteri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita solehah yang cantik....Bahagiakanlah dia bersama suaminya...rahmatilah kehidupan mereka Ya Allah"


Setelah itu Ayah hanya mampu menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...Dengan rambut yang semakin memutih....Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....




Ayah telah menyelesaikan tugasnya....Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu.Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU MAMPU" dalam segala hal. Dan dia akan selalu begitu sampai tua dan ajal menjelangnya......

Jumat, 11 November 2011

Kayla Putri Alunandhika Kurniawan, Putriku.

Saat bibir mungil, jemari kecil dan bola matamu terbuka sedikit, hati ayah menjadi mekar berbunga, sebab disitulah saat-saat laki-laki menempatkan harga dirinya setinggi langit. Betapa saat itu ayah menjadi lelaki sejati, yang sukses dalam pembuktian penjelmaan sebentuk keturunan. Satu persatu ayah amati kembali bentuk ciptaan langit kepada sang putri. Cantik, ya, ia harus cantik! Sehat, ya ia harus sehat! Pikir ayah saat itu.
Hati yang mekar kembali merekah. Air mata muncul di ujung pelupuk. Inilah tanggung jawab ayah, yang akan mengantar kamu pada pendewasaannya. Sebagai bayi kamu harus memperoleh asupan cukup. Hidup teratur dan mulai mengerti segala tata atur dalam sebuah kehidupan. Kapan boleh menangis, kapan waktu tertawa dan bermanja-manja… terus .. dan terus sampai masa balita.
Urusan pendidikan, sekolah yang menjadi tempat penitipan mengarungi ilmu segala rupa, akan dipilih lagi oleh ayah dengan sejuta harapan. Lagi-lagi ayah ingin melihat anak perempuannya pintar, sanggup merengkuh apapun yang dicitakannya nanti. Terus berlangsung sampai masa remaja…, dan di sinilah kembali ayah was-was…
Harapan ayah ingin anak perempuannya yaitu kamu selamat. Lepas dari segala sentuhan nakal anak remaja lain. Jauh dari gangguan lelaki yang kelak akan menjadi pautan hatimu. Mulailah rasa was-was kembali memuncak, saat kau sudah berani berpegangan tangan dengan perjaka yang sudah mulai sering bertandang ke rumah. Waktu untuk ayah pasti berkurang…. dan kamu mulai tak mau diajak kelewat sering dengan ayah..
Harapan ayah kepadamu begitu besar. Menjelang pendewasaanmu tentu ayah sudah ingin kamu lengkap. Menjadi perempuan perkasa yang dihormati banyak orang karena istimewa. Menjadi bahan lirikan puluhan mata lelaki karena kamu jelita.
Dari segalanya yang terbesit di dada, ayah ingin sekali melihat kamu menjadi perempuan yang tumbuh menjadi wanita dewasa, dengan membubungkan harga diri, mendapatkan jodoh terbaik, dan selalu merasa mutlak punya urat malu. Ya, urat malu. Bila perempuan sudah tak tertempel rasa malu, tentu segala hal bisa berlangsung secara barbar, mencengangkan, bahkan mungkin menjijikkan. Waktu bergulir sering tak sengaja diamati, padahal kerikil tajam dan pucuk gangguan khilaf ada di kiri kanan. Ayah tetap berharap, kelak kamu bisa mengatasi segala hal itu.
Harapan ayah kepada kepadamu begitu besar. Jadilah tumbuh kembang menjelma sebagai wanita yang merunduk, karena semakin penuh isi kepala dan semakin gesit gerak tubuh, maka buru-burulah ilmu padi yang dikenakan - sebab rasa congkak berkelebihan akan menjerat leher sampai telinga dan kedua kaki kelak.
Harapan ayah kepadamu, jangan mempermalukan keluarga. Jangan melekatkan segala aib yang tak perlu. Jangan terlampau memperlihatkan jatuh cintamu kepada orang yang sesungguhnya belum kau ketahui aslinya. Jangan menggelora sampai ke puncak di hadapan banyak orang…., sebab kau adalah anakku, yang terlahir dengan penuh kasih dan penuh pendidikan yang sangat kental, norma yang tak pernah habis dilekatkan.
Ingat sekali lagi, kau anak perempuanku. Dari sepasang manusia  yang punya peradaban. Harapan ayah kepada kepadamu tentu punya makna yang sedemikian luber melimpah. Jangan sekalipun mengecilkan pasangan yang menjadi pilihan hidupmu yang diawali dengan upacara sakral nikah, nak. Meski kau lebih hebat, super, terkenal di tengah publik dalam area kerjamu, tetap pakai pakaian kewajibanmu melaksanakan kodrat yang telah digariskan-Nya. Tak lagi wanita di bawah lelaki, memang. Namun kodrat melahirkan, kodrat berpelukan selalu dengan segala keturunanmu melebihi apa yang disempatkan sang suami, tentu harus dicamkan betul-betul. Dan jangan pula sekalipun mencoba meremehkan, menghina penghasilan finansial suami yang kau anggap  tak memadai.
Dunia tetap berputar, roda bisa berbalik, dan nestapa bisa merekah di ujung telingamu. Hati-hati, nak. Jangan dan jangan sekalipun terlontar kalimat merendahkan kepada jodohmu itu walaupun hanya terbersit sesaat dalam benakmu. Tercatat rapi dari Yang Kuasa, bila penghinaan bagi sang suami acapkali berada di isi otak dan hati. Itu sama sekali tidak benar. Dan tidak ada berkah rizki dan ridho Allah SWT setelah itu…


Ayah Yang Sangat Berharap Padamu….
Love

Sepucuk surat dari ayah

 Aku tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah SWT yang tahu. Sebelum kulanjutkan, bacalah surat ini sebagai surat seorang ayah kepada anaknya yang sesungguhnya bukan miliknya, melainkan milik Tuhannya.
Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui.
Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-Nabi dan Rasul dan temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah dengan anak-anaknya.
Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat dan sulit. Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapak-anku terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan paling aku banggakan di depan siapapun.
Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai buah cintaku dan ibumu. Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata: “TIDAK”, timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya. Engkau bukan milikku, atau milik ibumu Nak. Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu. Engkau adalah milik Tuhan. Tak ada hakku menuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya untuk Allah.
Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya aku dan siapa engkau. Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi, kusesali kesalahanku itu sepenuh-penuh air mata dihadapan Allah SWT. Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku.
Sejak saat itu Nak, satu-satunya usaha yang harus aku lakukan adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi keinginan pemilikmu. Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena kau dan ibumu. Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan dicintai Allah SWT.
Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu memberi contoh kepadamu dekat dengan Allah SWT. Keinginanku harus lebih dulu sesuai dengan keinginan Allah SWT. Agar perjalananmu mendekati Nya tak lagi terlalu sulit. Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggenggam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat kau rasakan perjalanan hidup yang sebenarnya. Saat engkau mengeluh letih berjalan, akan kukuatkan engkau karena kita memang tak boleh berhenti. Perjalanan mengenal Allah SWT tak kenal letih dan berhenti.
Nak. Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku yang akan ku ucapkan tiap kali memeluk dan menghapus air matamu, ketika engkau hampir putus asa.
Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan Allah SWT, dan kudapati jarakku amat jauh dari Nya, aku akan ikhlas. Karena seperti itulah aku di dunia. Tapi, kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Allah SWT. Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti bahwa semua titipan bisa aku kembalikan kepada pemiliknya.

Dari ayah yang senantiasa menyayangimu.

Janji Ayah Untukmu, Key…

 Dengarkanlah anakku, Aku katakan ini sementara kau tidur terlelap di ranjangmu. Beberapa menit yang lalu, ketika aku sedang asyik menonton tv di kamar tengah, ketika itu timbul rasa penyesalan dalam hatiku, Nak. Inilah yang teringat dalam hatiku. Aku kurang ramah dan baik terhadapmu. Aku membentakmu dan menghukum mu ketika kau akan berangkat ke sekolah karena kau hanya membasuh mukamu saja, dan tidak mandi.
Aku membentakmu karena kau ingin keluar rumah untuk bermain dengan memakai baju yang kotor. Aku marah kepadamu, ketika kau pulang bermain dengan baju yang semakin kotor. Ketika sarapan, aku banyak mengomel padamu. Roti kau jatuhkan. Kau memakannya seenak mu saja. Dan ketika kau berangkat sekolah, kau cium tanganku, tapi aku hanya merengut dan berkata "Jangan nakal di sekolah!!"
            Sore ini, sama saja. Ketika aku pulang kerja dan masuk ke rumah, aku melihatmu bermain boneka bersama saudara ipar mu. Kulihat kau memakai kaus yang lusuh. Segera saja kau kumarahi di depan saudara ipar mu. Dan masihkah kau ingat, bagaimana ketika kemarin kau pulang bermain dan aku ada di ruang tengah sambil membaca koran. Kau mendatangiku dengan malu-malu. Ketika ku pandang wajahmu dengan pandangan agak muram sambil berkata "Darimana saja kamu?"
            Kau tak mengatakan apa-apa. Tapi sekonyong-konyong kau mendekatiku, memelukku dan menciumku. Dan tanganmu yang mungil itu memelukku penuh kasih sayang. Tuhan telah menumbuhkan rasa cinta dalam hatimu yang tak pernah surut walaupun kau sering ku omeli. kemudian setelah itu kau meninggalkanku sambil meloncat kegirangan. 
            Nah anakku, tak lama setelah itu rasa cemas meliputi diriku. Kenapa diriku selama ini kurang sayang terhadapmu? Kenapa aku selalu mencar-cari kesalahanmu dan memarahimu. Mungkin selama ini aku terlalu banyak berharap terhadapmu yang masih sangat kecil. Aku menilaimu dengan ukuran yang seharusnya dipakai untuk menilai orang dewasa. Padahal banyak hal-hal baik darimu yang selama ini luput dari pandanganku. Hatimu itu , walaupun kau masih kecil tapi kau telah menunjukkan kebesaran hatimu. Kau memelukku dengan penuh kasih sayang.
            Malam ini, biarlah nak. Dalam gelap malam hari aku menghampirimu dan aku berlutut, aku malu akan diriku sendiri. Ini adalah penyesalanku. Aku telah berjanji, ketika besok kau terbangun dari tidurmu, aku akan menjadi ayah yang baik bagimu. Aku akan menjadi kawan sejatimu dan ikut menderita ketika kau menderita, dan ikut bahagia saat kau bahagia. Aku akan berpikir 1000 kali jikalau aku hendak mengucapkan suatu perkataan yang tidak mengenakkan. Aku tahu telah salah dalam menilaimu. Akan tetapi aku tahu sekarang bahwa kau masih kecil. Rasanya baru saja kemarin kau masih bayi dan berada dalam gendonganku.

Maafkanlah ayahmu ini nak, yang terlalu banyak berharap padamu.

Rabu, 21 September 2011

Mesin Waktu (Time Machine)


Mungkin banyak dari kita yang sering memimpikan mempunyai sebuah mesin waktu yang bisa membawa kita ke masa manapun yang kita mau. Atau setidaknya bisa seperti nobita yang mempunyai Doraemon dan kantong ajaibnya. Bayangkan, dengan mesin waktu kita bisa kembali ke masa lalu untuk sekedar mengulang masa-masa indah atau memperbaiki kesalahan yang pernah kita buat dengan  harapan itu semua bisa membuat masa yang akan kita jalani selanjutnya menjadi lebih baik.

Sahabat, saya jadi teringat seorang profesor dari Amerika (maaf saya lupa namanya), seorang ahli fisika jenius yang pernah mempunyai mimpi memiliki mesin waktu. Hampir seluruh hidupnya dia isi dengan terus mencari rumus-rumus serta formula-formula untuk mewujudkan impiannya itu.  Tapi, sampai saat ini dia belum bisa menemukannya untuk di tuangkan kedalam sebuah terapan praktis yang riil. Tapi buatnya, mimpi ini tak mungkin bisa dilepaskan karena dia menganggap dengan mimpi inilah dia bisa terus hidup dengan bergairah. Tak ada yang lebih membuatnya merasa hidup selain terus mencoba memecahkan misteri yang sampai saat ini belum terjawab.

Mesin waktu, sepertinya semua orang memang terobsesi dengan keberadaan mesin ini. Apalagi dengan teknologi yang ada sekarang, rasanya harapan ini bisa terus didambakan. Terlebih semua ini didukung oleh banyaknya film fiksi ilmiah yang mengangkat tentang dongeng ini yang semakin menambah eforia. Ya dongeng, setidaknya memang eksistensi mesin waktu masih merupakan dongeng saat ini.

Kembali kepada profesor jenius tadi, saya tertegun ketika membaca artikelnya. Sebuah artikel tentang menyerahnya dia dalam mencoba menciptakan mesin waktu. Apakah sahabat tahu kenapa dia menyerah? Sang profesor menyerah karena tidak ingin berperan sebagai Tuhan. Saya kaget membaca kalimat ini. Bagaimana bisa seorang profesor yang sangat terobsesi dengan penelitiannya bisa menemukan jawaban yang begitu bijaksana? Bahkan dengan berhentinya penelitian ini sang profesor masih bisa tersenyum puas walaupun penelitian yang telah dijalani hampir selama hidupnya ini gagal. Ini berbeda dengan peneliti lain yang biasanya akan terus meneliti bahkan sampai dia mati.  

Alasannya simpel. Suatu hari dia diundang ke penayangan perdana sebuah film, Bruce Almighty. Mungkin sahabat tahu film ini, film yang mengiksahkan seorang manusia bernama Bruce (diperankan oleh Jim Carey) diberikan kuasa oleh Tuhan untuk menggantikan tugas-tugas Tuhan. Hasilnya, dengan berpindahnya kewenangan dari tangan Tuhan kepada Bruce semuanya menjadi kacau. Padahal kuasa Tuhan  kepada Bruce hanya sebesar sebuah negara bagian tempat Bruce tinggal.

Rupanya cerita dari film ini sangat membekas dalam benak sang profesor. Selama beberapa hari setelah dia menonton film itu profesor tak henti-hentinya merenung. Dalam perenungannya ini, banyak pertanyaan yang melintas dalam otak sang profesor. Sampai pada satu titik sang profesor memutuskan untuk menghentikan semua aktifitas penelitiannya. Alasannya simpel, tapi sangat bijaksana. Apa jadinya jika dia berhasil menciptakan sebuah mesin waktu? Bagaimana jika hasil penelitian ini digunakan oleh orang-orang yang hanya ingin mendapatkan keuntungan pribadi? Dan apakah dengan menciptakan sebuah mesin waktu tidak melangkahi wewenang Tuhan? Jika mesin waktu memang benar-benar ada tentu dunia akan menjadi kacau, karena kita manusia, akan dengan seenaknya mengubah sekenario yang telah digariskan oleh Tuhan. Dan apakah memang kita bisa merubah takdir Tuhan? Jika bisa berarti Tuhan itu tidak ada, dan ini tidak sejalan dengan  keyakinan sang profesor............

Sahabat, buat saya mesin waktu tidak akan pernah bisa diciptakan. Bagaimana bisa??? Apakah Tuhan akan membiarkan ini terjadi? Karena kita hanya manusia, mesin waktu adalah  ilmu Tuhan yang tidak akan pernah isa kita kuasai, hanya Tuhan yang bisa menciptakan dan melakukan pengulangan ataupun mempercepat sebuah masa.

Dari kisah diatas, dengan tegas saya katakan saya tidak percaya mesin waktu bisa diciptakan. Bahkan saya tidak ingin keberadaan mesin waktu  menjadi sebuah kenyataan. Karena saya telah memiliki mesin waktu. Mesin waktu yang saya gunakan untuk kembali kemasa lalu saya namakan kenangan, dan mesin waktu yang saya gunakan untuk melihat masa depan saya namakan impian. Bagaimana dengan sahabat???